Mulai dari mempermudah proses layanan publik, hingga membantu pemerintah menganalisis iklim dan pencemaran lingkungan, artificial intelligence (AI) adalah teknologi yang memiliki banyak manfaat di sektor publik. Hal ini karena teknologi ini mampu mengolah data dalam jumlah besar yang seringkali tidak bisa dilakukan oleh manusia.
Berikut ini 8 manfaat AI dalam pemerintahan dan beberapa contohnya:
Manfaat kecerdasan buatan (AI) yang pertama adalah mempermudah layanan pelanggan. Salah satunya adalah dengan menggunakan chatbot. Chatbot adalah salah satu bagian dari AI yang dibuat untuk menganalisis data pelanggan dan mempelajari bahasa secara natural supaya dapat menjawab pertanyaan atau keluh kesah pelanggan tersebut.
Chatbot adalah kecerdasan buatan yang sangat berguna untuk mempermudah proses layanan pelanggan (customer service), karena dia mampu menjawab pertanyaan masyarakat secara otomatis dengan cepat selama 24 jam dalam 7 hari. Dengan demikian, petugas layanan publik bagian customer service hanya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya unik dan khusus.
Salah satu contoh penggunaan chatbot pada layanan publik ini adalah penggunaan Chika dari BPJS Kesehatan. Dengan menghubungi Chika via WhatsApp, masyarakat bisa mengetahui status kepesertaan BPJS, tagihan iuran asuransi ini dan lain sebagainya secara praktis, sehingga masyarakat tidak perlu datang ke kantor BPJS terdekat atau menghubungi customer service.
Artificial intelligence juga didesain untuk mampu mengenali anomali (outlier data), sehingga dapat mengenali adanya ancaman terhadap data digital dengan cepat. Hal ini membuat data-data pribadi masyarakat yang disimpan dalam database pemerintah bisa menjadi lebih aman.
Namun demikian, penggunaan kecerdasan buatan untuk meminimalisir risiko keamanan data digital ini juga harus disertai dengan sumber daya manusia yang memadai. Pasalnya, tidak hanya teknologi pemerintahan yang berubah, kemampuan hacker atau peretas untuk mencuri data juga terus berkembang.
Menjadi seorang aparatur sipil negara (ASN) memang saat ini masih menjadi pekerjaan impian bagi sejumlah besar orang Indonesia. Namun tidak dapat dipungkiri kalau terkadang bekerja menjadi ASN juga menjemukan karena harus mengurus banyak dokumen administratif dalam satu waktu.
Keberadaan AI, dapat membantu ASN mengerjakan tugas administratif ini. Misalnya, seorang ASN diminta untuk menyusun pidato menteri menggunakan Bahasa Inggris. ASN tersebut dapat menggunakan aplikasi yang dilengkapi dengan AI seperti Grammarly untuk mendeteksi kesalahan tata bahasa dan nuansa dalam teks pidato tersebut dengan lebih cepat.
Dengan demikian, tenaga ASN bisa digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas lain yang lebih membutuhkan, atau sekedar digunakan untuk beristirahat. Sebab, istirahat yang cukup juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan tenaga kerja.
Salah satu manfaat kecerdasan buatan yang sudah “dinikmati” oleh masyarakat Indonesia adalah manfaat teknologi ini untuk pemetaan penyebaran penyakit, khususnya Covid 19. Dalam hal ini, pemerintah telah mengembangkan peta spasial yang berisi data perjalanan ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan), serta jumlahnya di setiap daerah.
Pemerintah yang dalam hal ini adalah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), rencananya juga akan menggunakan data-data yang diperoleh selama pandemi ini untuk diolah dan dikaji supaya bisa menjadi pembelajaran untuk menangani pandemi yang bisa terjadi di masa depan (BRIN).
Dalam skala mikro, kecerdasan buatan juga disebut-sebut dapat membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit pasien. Dalam hal ini, mesin yang telah didesain menggunakan AI akan menganalisis data-data gejala pasien yang tersedia, entah itu melalui wawancara, xray maupun teknologi kesehatan lainnya untuk memastikan penyakit yang sedang diderita oleh pasien tersebut.
Apabila pasien ini menggunakan BPJS kesehatan, maka data kesehatan pasien tersebut bisa dianalisis oleh Kementerian Kesehatan untuk merumuskan kebijakan terkait dengan kesehatan yang terbaik.
Kebakaran hutan sudah bukan menjadi isu yang asing lagi di Indonesia. Tidak jarang, kebakaran hutan ini terjadi di hutan yang terletak di pedalaman, entah itu karena disengaja atau karena faktor alam. Karena aksesnya yang sulit inilah, penanganan kebakaran hutan menjadi lebih susah untuk ditangani.
Teknologi kecerdasan buatan bisa membantu Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengatasi masalah ini. Artificial intelligence (AI) bisa mendapatkan data lokasi kebakaran hutan dari satelit. Data ini kemudian diolah untuk memperkirakan lokasi dan tingkat keparahan kebakaran hutan dan hasil analisis tersebut akan diberikan kepada pemerintah dalam waktu singkat.
Harapannya adalah, pemerintah dapat mengirimkan petugas pemadam kebakaran beserta supply air yang mencukupi untuk memadamkan api tersebut, supaya tidak menjalar ke pemukiman warga dan mengakibatkan masalah lingkungan yang lebih parah.
Tidak hanya untuk mendeteksi kebakaran hutan, manfaat AI yang selanjutnya adalah untuk membantu pemerintah mengatasi masalah pencemaran baik udara maupun air. Dalam pencemaran air misalnya, citra satelit bisa digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas atau minyak yang tumpah di lautan dan memperkirakan tingkat keparahannya.
Selain itu, teknologi kecerdasan buatan juga bisa dimanfaatkan untuk menganalisis kadar zat beracun dalam polusi udara. Hal ini pernah dilakukan oleh pemerintah China pada tahun 2013-2014. Ketika itu, pemerintah negeri Tirai Bambu tersebut membangun sensor udara di 337 kota di China. Sensor ini akan mengambil sampel udara dan menganalisisnya secara real-time dengan bantuan AI. Hasil analisis tersebut kemudian dilaporkan dalam website resmi pemerintah secara langsung.
Meskipun hal ini tidak secara langsung menurunkan jumlah kadar polutan di udara, namun menurut riset dari Barwick dkk, pelaporan secara real time ini mengubah perilaku konsumsi masyarakat China terhadap barang-barang terkait dengan pencegahan dampak buruk polusi terhadap kesehatan, seperti masker, air purifier dan lain sebagainya.
Pada akhirnya, ketika ada peningkatan kualitas layanan masyarakat, kinerja ASN yang lebih baik dan berbagai manfaat AI di atas, kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah juga akan meningkat. Begitu pula dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah secara keseluruhan maupun instansi terkait.
Kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap hasil kinerja pemerintah ini penting supaya program-program pemerintah lain kedepannya bisa lebih sukses karena sudah dipercayai oleh masyarakat.
Hal yang paling dasar dalam menerapkan teknologi artificial intelligence di pemerintahan adalah memiliki koneksi internet yang lancar dan aman. Anda bisa menggunakan Link Net Solution for Public Services untuk mendapatkan koneksi internet terbaik bahkan di pedalaman sekalipun. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut.