Saat ini digitalisasi telah menyentuh hampir diseluruh kehidupan kita. Digital mempengaruhi cara kita bekerja, berbelanja, belajar, dan berbagai aspek kehidupan yang lain.
Praktik digitalisasi ini akan terus berkembang seiring terbiasanya orang-orang bersentuhan dengan digitalisasi. Sayangnya, praktik ini tidak akan berjalan lancar tanpa konektivitas yang menyeluruh.
Indonesia sebagai negara kepulauan perlu konektivitas yang mampu menjangkau praktik digitalisasi hingga ke pelosok negeri.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Tercatat Indonesia memiliki 17.499 pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke.
Indonesia sendiri memiliki luas total wilayah sekitar 7,81 juta km2, dengan luas daratan sekitar 1.91 km² dan lautan sekitar 3.27 km².
Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
Strategisnya geografis, merupakan peluang terbaik perekonomian Indonesia. Melalui Roadmap Industri 4.0 yang diusung oleh pemerintahan presiden Joko Widodo, peluang industri bisnis akan semakin cepat.
Presiden menggambarkan revolusi industri 4.0 terdiri dari kombinasi teknologi seperti Cloud, AI, IoT dengan mobile internet di mana ratusan juta smartphone berkomunikasi dengan menggunakan platform-platform.
Penggabungan semuanya menjadikan generasi industri baru yang dapat mengotomatisasi dan memberi keefektifitasan dalam proses proses kerja.
Meskipun transformasi digital menjadikan bisnis maju lebih cepat, peluang tidak dapat berjalan lancar jika tidak dilandasi konektivitas baik. Akan tetapi konektivitas masih menjadi tantangan yang dihadapi ribuan perusahaan yang beroperasi di tempat-tempat terpencil atau sulit dijangkau.
Banyaknya pulau-pulau kecil yang terpisah dengan pulau utama, menjadikan sulitnya penyedia layanan internet fiber optik untuk membangun infrastrukturnya di semua pulau. Sehingga VSAT menjadi solusi konektivitas atau jalur komunikasi yang sangat bermanfaat bagi perusahaan yang berada di pelosok Indonesia.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, sistem satelit menjadi konektivitas yang tepat bagi perusahaan yang membutuhkan jaringan komunikasi yang gesit dan independen. Sistem satelit Very Small Aparture Terminal (VSAT), menawarkan ekosistem konektivitas secara keseluruhan untuk menerima dan mengirim informasi terlepas dari lokasi geografisnya.
Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit sendiri berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke hub lainnya yang berada di bumi.
Implementasi frekuensi dua arah ini biasanya terbagi menjadi dua tipe yaitu Star VSAT, dimana gelombang data harus melewati sebuah hub dan kedua adalah Mesh VSAT, dimana gelombang data langsung dipancarkan sesama infrastruktur VSAT.
VSAT sendiri memiliki tiga golongan VSAT C-Band, VSAT Ku-Band, dan VSAT KA-Band yang dilihat berdasarkan spektrum frekuensinya.
Berkat lingkungan operasi ini, antena jenis ini menawarkan layanan satelit yang mampu mendukung komunikasi Internet, LAN, IP Voice, video dan data, dengan demikian, menciptakan jaringan publik dan pribadi yang kuat untuk komunikasi yang Andal.
Karena teknologi VSAT merupakan solusi hemat biaya untuk perusahaan yang memerlukan jaringan komunikasi independen, dan dapat menghubungkan banyak situs yang tersebar secara geografis, disini bisnis dapat melihat dari segi implementasi nya.
Misal, pendidikan jarak jauh dan distribusi analisis keuangan, adalah beberapa aplikasi perusahaan yang hanya menerima informasi melalui jaringan VSAT.
Sedangkan, transaksi bank di ATM, sistem reservasi, transfer bank elektronik, transfer data medis, kontrol proses distribusi jarak jauh atau layanan yang memerlukan koneksi lebih luas, dapat menggunakan layanan menerima dan mengirim data.
Sesuai dengan fungsionalnya, VSAT C-band umumnya digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan tingkat keandalan dan keamanan yang tinggi, seperti: Aplikasi perbankan, layanan darurat dan implementasi ERP.
Layanan VSAT dengan spektrum C-band dikenal dengan kehandalannya terhadap perubahan cuaca dan Service Level Agreement (SLA) yang tinggi.
Sedangkan, layanan VSAT Ku-Band menawarkan koneksi broadband yang lebih luas namun dengan perangkat antena yang lebih kecil.
Layanan ini dapat digunakan siapa saja yang membutuhkan koneksi Internet, baik itu di rumah, di sekolah, di pedesaan, di perusahaan kecil dan menengah (UKM), di klinik, di rumah sakit dan berbagai jenis perusahaan lintas industri.
Karena teknologi VSAT merupakan solusi tepat untuk perusahaan yang berada jauh dari jangkauan, oleh karena itu, perusahaan harus bisa memilih provider tepat yang tersedia dan mampu menawarkan infrastruktur berkualitas dalam keberlangsungan konektivitas yang berkelanjutan.
VSAT dari Link Net memiliki Ketersediaan infrastruktur jaringan terjamin walaupun bisnis berlokasi di daerah terpencil tanpa akses terestrial.
Sebagai pemimpin provider konektivitas dan solusi TIK, konektivitas VSAT Link Net memberikan tingkat ketersediaan VSAT rata-rata mencapai 99,8% untuk C-Band dan 99,5% untuk Ku-Band didukung oleh Network Management Center (NMC) tersentralisasi dan redundant HPA dan redundant Hub.
Ditambah dengan jaringan High Throughput Satellite (HTS) yang terintegrasi memberikan skalabilitas broadband yang kuat dalam konektivitas.
Operasional perusahaan akan lebih cepat dan terjamin dengan VSAT dari Link Net.