Salah satu masalah kesehatan terbesar di banyak negara saat ini adalah rendahnya tingkat layanan medis di pedesaan dan daerah terpencil. Daerah pedesaan umumnya memiliki pelayanan kesehatan yang belum memadai seperti halnya di kota besar.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia masih berusaha mengatasi permasalahan tersebut. Banyaknya wilayah yang belum terjamah, menyebabkan banyak masyarakat yang tidak terselamatkan untuk mengakses layanan kesehatan yang memadai.
Permasalahan lainnya, banyak tenaga kesehatan terampil yang pindah ke rumah sakit perkotaan yang lebih maju agar lebih dekat dengan rekan profesional dan ahli medis mereka. Sementara permintaan layanan medis profesional dan bantuan medis di pedesaan semakin meningkat.
Penggunaan telemedicine dianggap bisa mengatasi sejumlah tantangan yang selama ini menghambat pemerataan akses kesehatan di Indonesia. Seperti persebaran tenaga kesehatan yang belum merata, masalah geografis, dan kurangnya fasilitas kesehatan di beberapa wilayah tertentu.
Disisi lain sepanjang Covid-19 mewabah, aplikasi healthcare pun telah membantu masyarakat kota untuk meminimalisir mobilitas mereka. Penggunaan teknologi telemedicine telah menjadi lebih umum di kota besar, sementara penggunaan teknologi tersebut tidak akan maksimal tanpa adanya konektivitas yang kuat di daerah pedesaan.
Menurut WHO, telemedicine yang juga dikenal sebagai telehealth merupakan pengiriman layanan perawatan kesehatan dengan mempertimbangkan jarak dan menggunakan teknologi informasi serta komunikasi.
Dengan pengertian lain, telemedicine adalah pemberian bantuan medis menggunakan komunikasi data yang tidak terikat oleh jarak. Telemedis juga bisa diartikan sebagai salah satu cara optimal untuk melayani daerah terpencil dan pedesaan dengan layanan kesehatan profesional.
Menurut WHO, ada empat hal yang mendasari keberadaan telemedicine, yaitu:
Tuntutan akan telemedicine di Indonesia sendiri cukup tinggi, mengingat persebaran tenaga kesehatan yang belum merata, maldistribusi fasilitas kesehatan, dan hambatan geografis yang menantang.
Cara yang efisien dalam mengimplementasikan telemedicine adalah pembangunan pusat telemedicine pedesaan yang dilengkapi dengan semua aplikasi TI dan perangkat komunikasi yang diperlukan untuk konsultasi jarak jauh.
Pusat pengobatan memungkinkan dokter dan ahli medis untuk memberikan layanan medis profesional ke daerah pedesaan. Layanan aplikasi serta perangkat komunikasi yang terjamin menentukan keberhasilan implementasi telemedicine di suatu wilayah. Sebab itu, dengan koneksi yang baik seperti internet satelit dapat menciptakan layanan telemedicine tanpa hambatan.
Teknologi satelit pada platform VSAT memberikan solusi paling efektif untuk pusat pengobatan jarak jauh karena cakupan dan ketersediaan layanannya yang tak tertandingi.
VSAT menyediakan konektivitas yang diperlukan antara pengguna aplikasi medis, database, video, dan telepon di lokasi terpencil, dan memungkinkan komunikasi dengan situs jarak jauh dan seluler.
VSAT menyediakan komunikasi penting antara klinik jarak jauh dan dokter yang terlibat dalam dukungan medis di tempat, dan ahli medis di berbagai rumah sakit perkotaan.
Data diagnostik, gambar, dan video langsung dapat dikirim antara dua lokasi atau ke sesi konferensi multilokasi, terlepas dari keterpencilan lokasinya. VSAT juga menyediakan bandwidth untuk mengakses informasi logistik dan informasi mengenai rumah sakit dan sumber daya medis.
Ketika VSAT telah menjadi solusi tepat bagi konektivitas di wilayah terpencil. Pada perkembangannya, teknologi ini semakin didukung dengan kualitas broadband yang semakin kuat. Melalui High Through Satellite (HTS) pemanfaatan VSAT pada telemedicine semakin stabil dan cepat.
HTS menawarkan peningkatan kapasitas dengan penggunaan ulang frekuensi tingkat tinggi dan teknologi spot beam yang memungkinkan beberapa sinar dengan fokus beam.
Selain memaksimalkan akses komunikasi ke area terpencil dengan akses internet yang lebih cepat, teknologi high throughput satellite mampu membawa ekosistem telemedicine di pedesaan layaknya penanganan kesehatan di kota besar.
Teknologi HTS menggunakan spot beam yang fokus pada area yang lebih sempit untuk menyediakan jangkauan di area yang luas, sementara satelite konvensional masih menggunakan wide beam. Karena sempitnya penggunaan spot beam, mereka mampu memfokuskan sinar untuk menghasilkan throughput hingga 20+ kali lebih banyak. Ini mengurangi biaya per bit secara signifikan.
VSAT HTS Link Net memiliki kecepatan hingga 75 Mbps untuk layanan kesehatan yang membutuhkan akses hingga ke daerah terpencil di seluruh Indonesia. Teknologi HTS Link Net sangat ideal untuk layanan kesehatan yang membutuhkan bandwidth yang tinggi untuk telemedicine yang unggul dan terpercaya bagi masyarakat daerah.