Praktik Cybersecurity untuk Perusahaan di Indonesia

General Business
General Business
Nov 04, 2024
Di Posting Pada 04 Nov 2024

Dalam perkembangan teknologi yang pesat, perusahaan di Indonesia semakin bergantung pada infrastruktur digital untuk mendukung operasi dan layanan mereka. Namun, peningkatan ini juga membawa risiko baru berupa serangan siber. Survei yang dilakukan oleh Veeam, menunjukkan bahwa sekitar 75% perusahaan mengalami insiden keamanan siber sekali dalam setahun. 

Serangan ini tidak hanya mengakibatkan kerugian finansial tetapi juga dapat merusak reputasi perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengadopsi langkah-langkah cybersecurity yang komprehensif. Artikel ini mengulas praktik terbaik yang dapat membantu perusahaan di Indonesia mengamankan data dan sistem mereka dari ancaman siber.

Jenis-jenis Ancaman Siber

Sebelum membahas praktik terbaik, pemahaman yang baik tentang jenis-jenis ancaman siber yang dihadapi perusahaan dapat membantu mereka mengambil langkah pencegahan yang tepat.

1. Ransomware

Ransomware adalah bentuk malware yang mengenkripsi data perusahaan dan menuntut tebusan agar data dapat diakses kembali. Dalam beberapa kasus, perusahaan mengalami kerugian besar, tidak hanya dari sisi biaya, tetapi juga produktivitas yang terhenti selama proses pemulihan.

2. Phishing

Phishing adalah bentuk penipuan di mana peretas menyamar sebagai pihak tepercaya, seperti bank atau layanan email, untuk mendapatkan informasi sensitif. Teknik ini sering kali menggunakan email palsu yang tampak sah untuk mencuri data login, informasi keuangan, atau akses ke sistem perusahaan.

3. Malware

Malware mencakup berbagai perangkat lunak berbahaya seperti virus, worm, dan trojan yang dapat menginfeksi dan merusak sistem tanpa izin. Malware ini sering disebarkan melalui lampiran email atau tautan mencurigakan.

4. Insider Threats

Ancaman dari dalam organisasi, baik disengaja maupun tidak, adalah salah satu ancaman yang sulit dideteksi. Misalnya, pegawai yang memiliki akses ke data sensitif dapat dengan sengaja atau tanpa disadari membocorkannya. Kebocoran data internal ini dapat berdampak besar pada operasional perusahaan.

Praktik Terbaik dalam Cybersecurity

A. Threat Intelligence

Praktik terbaik dalam cybersecurity melibatkan beberapa aspek penting, salah satunya adalah threat intelligence. Threat intelligence adalah informasi yang dikumpulkan mengenai ancaman siber untuk memahami dan mengantisipasi risiko yang mungkin dihadapi. Dengan menggunakan threat intelligence, perusahaan dapat memperkirakan kemungkinan serangan siber dan mengembangkan strategi pencegahan yang lebih efektif. 

Untuk mengimplementasikannya, perusahaan disarankan untuk berlangganan layanan threat intelligence yang memberikan pembaruan tentang ancaman terbaru dan mengintegrasikan informasi tersebut ke dalam strategi keamanan siber mereka.

B. Keamanan Cloud

Selanjutnya, keamanan cloud juga menjadi perhatian utama seiring dengan banyaknya perusahaan yang beralih ke penyimpanan berbasis cloud. Keamanan data menjadi tantangan besar karena data di cloud lebih rentan akibat banyaknya titik akses. Untuk melindungi data tersebut, langkah-langkah keamanan yang harus diterapkan termasuk enkripsi data, baik dalam penyimpanan maupun transmisi, serta menerapkan kontrol akses yang ketat untuk membatasi akses ke data sensitif berdasarkan peran pegawai.

C. Model Zero Trust Security

Model Zero Trust Security merupakan pendekatan penting lainnya dalam cybersecurity, di mana tidak ada pengguna atau perangkat yang secara otomatis dipercaya, baik dari dalam maupun luar jaringan. Setiap akses memerlukan verifikasi identitas untuk mengurangi risiko akses tidak sah. 

Implementasi model ini mencakup penggunaan autentikasi multi-faktor (MFA) yang meningkatkan keamanan dengan memastikan hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses sistem, serta melakukan verifikasi ulang setiap kali ada akses untuk meningkatkan keamanan secara berkelanjutan.

D. Otomatisasi Keamanan

Terakhir, otomatisasi keamanan juga memiliki peran krusial dalam mempercepat respons terhadap ancaman dan mengurangi kesalahan manusia yang sering menjadi penyebab kebocoran data. Alat dan teknologi untuk otomatisasi, seperti sistem deteksi intrusi (IDS) yang dapat mengidentifikasi aktivitas mencurigakan dan memberi tahu tim keamanan, serta solusi keamanan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dapat mengenali pola serangan dan merespons lebih cepat dari pengawasan manusia, sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh perusahaan dalam menjaga keamanan siber mereka.

Keterlibatan Karyawan dalam Keamanan Siber

Keterlibatan karyawan dalam keamanan siber sangat penting karena mereka sering menjadi garis pertahanan pertama terhadap serangan siber, yang banyak kali berhasil akibat kesalahan manusia. Untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan karyawan, perusahaan perlu mengadakan pelatihan rutin, seperti workshop tentang ancaman terbaru dan modul e-learning untuk mengenali serta menghindari ancaman seperti phishing dan ransomware. 

Selain itu, kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data, seperti UU Perlindungan Data Pribadi di Indonesia, sangat penting untuk menghindari sanksi hukum dan menjaga kepercayaan pelanggan, dengan mengadopsi standar keamanan seperti ISO/IEC 27001 dan NIST Cybersecurity Framework sebagai pedoman praktis.

Kesimpulan

Dengan menerapkan praktik terbaik dalam cybersecurity, perusahaan di Indonesia dapat mengurangi risiko serangan siber dan melindungi data mereka. Mulai dari penggunaan threat intelligence hingga adopsi model Zero Trust, langkah-langkah ini akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman. Cybersecurity bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang budaya perusahaan yang menempatkan keamanan sebagai prioritas. 

Mari bersama-sama berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan dalam cybersecurity demi keberlanjutan bisnis di era digital ini. Hubungi kami sekarang dan dapatkan solusi keamanan yang tepat untuk kebutuhan bisnis Anda!

 

Artikel Terkait
Artikel Lainnya
Lihat Semua Artikel Lainnya  
  Tautan Berhasil di Copy