Pernahkah Anda membayangkan bagaimana jaringan internet bekerja? Ketika Anda mengakses situs atau membuka aplikasi pada gadget, internet yang Anda gunakan terus bekerja dengan jaringan lainnya yang tergabung menjadi satu.
Seluruh informasi yang diakses, dikirim, dan diterima melalui internet, akan dipecah-pecah menjadi sekumpulan data yang kemudian akan dikirimkan ke satu jaringan terpadu. Konsep ini dikenal dengan IP Peering dan IP Transit. Keduanya merupakan metode layanan untuk memudahkan Anda berselancar di dunia maya menggunakan internet.
Namun, sudah tahukah Anda tentang pengertian IP Peering dan IP Transit itu sendiri? Apa perbedaan serta manfaat dari kedua metode itu? Untuk menjawab seluruh pertanyaan tersebut, mari simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!
IP Peering merupakan sebuah proses pertukaran data antara dua jaringan internet. Pertukaran dataini bisa Melalui IXP (Internet Exchange Point) atau bisa juga melalui peering langsung berdasarkan kesepakatan antara dua perusahaan.
Ada formulir yang bisa Anda isi di situs web penyedia layanan untuk mengajukan permohonan tempat di pusat data. Pusat data ini disebut colocation yang memungkinkan sebuah perusahaan menyimpan dan mengoperasikan server atau perangkat data lainnya. Layanan colocation biasanya terhubung ke jaringan internet utama untuk bisa memberikan koneksi internet cepat dan stabil.
Pada dasarnya, IP Peering memungkinkan internet untuk terhubung secara langsung dengan jaringan internet lainnya tanpa harus menggunakan jasa pihak ketiga.
Fungsi dari IP Peering sendiri adalah untuk meningkatkan kinerja layanan jaringan, mengurangi biaya, dan meningkatkan keandalan jaringan internet. Dengan menggunakan metode ini, lalu lintas data dapat dikirimkan dengan lebih efektif dan efisien.
IP Transit adalah layanan yang disediakan oleh penyedia layanan internet (ISP) untuk menghubungkan jaringan internet lokal dengan internet global.
Layanan IP Transit juga dapat memberikan berbagai fitur tambahan seperti proteksi terhadap DDoS attack (Distributed Denial of Service), manajemen bandwidth, dan sebagainya. Fitur-fitur ini dapat membantu meningkatkan keamanan dan kinerja jaringan internet lokal.
Selain itu, pelanggan juga perlu membayar biaya transit untuk terhubung ke Point of Presence (PoP). Harga yang perlu dibayarkan biasanya dihitung per bulan berdasarkan besaran mbps.
PoP di sini berupa pusat data berbentuk bangunan atau lokasi lainnya yang memungkinkan ISP untuk menghubungkan pelanggan mereka ke internet.
Melalui pusat data ini, ISP biasanya memiliki infrastruktur jaringan seperti router, switch, server dan perangkat jaringan lainnya yang terhubung ke jaringan internet global. PoP biasanya terletak di kota besar atau kota metropolitan yang memiliki banyak pelanggan dengan lalu lintas data cukup besar. Kendati demikian, pusat data sekarang ini sudah hampir tersebar di seluruh wilayah untuk menjangkau ketersediaan layanan yang lebih baik lagi.
Jika Anda tertarik, Link Net menyediakan layanan IP Transit dengan autonomous system dan manajemen jaringan yang sangat fleksibel.
Untuk memahami kedua metode tersebut secara lebih mendalam, Anda perlu mengetahui perbedaan IP Peering dan IP Transit pada penjelasan berikut ini:
Dalam metode IP Peering, ISP (internet service provider) saling bertukar lalu lintas data tanpa harus melewati jaringan pihak ketiga. Maknanya, perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk menghubungkan dua jaringan dan bisa dialokasikan untuk meningkatkan kinerja jaringan.
Berbeda dari peering, IP Transit membutuhkan tambahan biaya berdasarkan jumlah data yang ditransmisikan atau dikenakan tarif per bulan.
Jaringan pada IP Peering adalah jaringan swasta atau publik yang terhubung langsung dengan ISP. Para penyedia layanan saling berbagi lalu lintas data jaringan tanpa pihak ketiga melalui IXP. Di Indonesia, ada beberapa IXP terkenal seperti OpenIXP, IIX, CDIX, JKT-IX, dan lain sebagainya.
Di sisi lain, IP Transit menggunakan server mereka sendiri untuk memberikan akses jaringan kepada user. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan dengan layanan IP Transit mengenakan biaya kepada pelanggan untuk penggunaan koneksi tersebut.
Jaringan yang digunakan pada kedua metode tersebut dapat berupa satelit, kabel tembaga, nirkabel, kabel serat optik, dan lainnya.
Dalam penggunaannya, IP Peering memiliki keuntungan yang bisa Anda rasakan manfaatnya. Pertama, kinerja layanan jaringan bisa meningkat secara signifikan. Dengan menghubungkan jaringan internet secara langsung melalui metode ini, kinerja jaringan dapat bekerja dengan optimal dan mengurangi waktu pengiriman data.
Kedua, jaringan bisa lebih diandalkan. Ketika cuaca sedang buruk atau dalam situasi bencana, terkadang jaringan internet menjadi susah diakses karena adanya gangguan. Dengan menggunakan IP Peering, Anda tetap dapat mengakses internet karena data masih dapat dipertukarkan melalui jaringan lainnya yang terhubung melalui IP Peering.
Ketiga, tidak perlu mengeluarkan biaya terlalu besar. Dengan menggunakan melalui IP peering, ISP tidak perlu membayar biaya interkoneksi ke jaringan pihak ketiga sehingga dapat mengurangi biaya operasional.
Di balik keuntungannya tersebut, ternyata ada juga kerugian dari penggunaan metode IP Salah satunya adalah penggunaannya kurang efektif untuk ISP berskala kecil: IP peering lebih cocok untuk ISP yang memiliki lalu lintas data yang besar dan banyak. Dengan begitu, metode ini kurang tepat digunakan untuk untuk ISP kecil dengan proses transmisi atau lalu lintas data yang rendah.
IP Transit juga memiliki beberapa keuntungan di antaranya adalah sebagai berikut:
Ada juga kerugian dari metode IP Transit, yaitu:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode layanan IP Peering dan IP Transit berperan cukup signifikan dalam proses lalu lintas data internet. Keduanya memiliki keuntungan dan kerugian yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Dengan menggunakan kedua metode tersebut, akses jaringan dan komunikasi yang andal dan efisien dapat terwujud dengan maksimal.
Penulis: Lusita Amelia.