Internet of things (IoT) merujuk pada ekosistem perangkat komputasi, mesin-mesin mekanis dan digital, objek, hewan, hingga manusia yang saling terkait dan melengkapi satu sama lain. Tiap-tiap komponen dalam IoT ini dibedakan dengan pengidentifikasi unik (UID), dan secara bersama-sama, mereka dapat mentransfer data melalui jaringan tanpa membutuhkan interaksi antara manusia dan manusia ataupun manusia dan komputer.
Teknologi ini sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 1982, yaitu melalui mesin penjual minuman otomatis yang dimodifikasi di Carnegie Mellon University. Tak ayal, aplikasinya telah meluas ke banyak sektor kehidupan. Seperti yang dirangkum oleh Wikipedia, implementasi IoT dapat dibagi menjadi kategori: konsumen, komersial, industri, dan infrastruktur.
Lantas, mungkinkah IoT diimplementasikan dalam industri migas (minyak dan gas)?
Jawabannya adalah mungkin dan bisa. Pasalnya, seperti dikutip dari laman Deloitte, teknologi ini sudah punya wujud dan digunakan oleh pelaku industri migas. Adapun contoh implementasi IoT pada industri migas adalah:
Sensor ini bertugas untuk memantau kinerja dan tingkat inventaris perangkat industri migas secara waktu nyata (real-time). Setelah mendapatkan data hasil pantauannya, sensor akan mengirimkan data ke dasbor digital berbasis cloud sebagai acuan untuk melakukan tindakan lanjutan ataupun pencegahan.
Sehingga, sensor yang memantau tingkat persediaan tangki minyak di darat (onshore) akan secara otomatis mengirimkan truk ketika tangki itu perlu dikosongkan. Contoh lainnya adalah sensor yang memantau kinerja pompa di atas tanah akan mengirimkan data tentang masalah potensial dan aktual pada tim pemeliharaan ketika ada masalah.
Sensor satu ini bekerja untuk mengukur komposisi oli dan laju alirannya untuk mereduksi pengunaan alat-alat yang bernilai mahal. Pada praktiknya, teknologi satu ini akan terus-menerus menganalisis komposisi minyak (minyak, air, gas, dan lainnya) di dalam pipa-pipa, Di saat yang sama, tes laboratorium dari simulasi kondisi lapangan dan sensor terpilih yang menunjukkan kinerja aliran air optimal akan menguatkan hasil pembacaan atau interpretasi sensor.
Sensor satu ini memiliki fungsi utama sebagai pemeta lokasi pengeboran atau eksplorasi minyak. Terkoneksi langsung ke kabel serat optik bawah laut, sensor seismik ini dapat memetakan lokasi baru pengeboran bawah laut sekaligus mengoptimalkan hasil eksplorasi dari lokasi lama. Perangkat teknologi ini juga bisa mengumpulkan hingga satu juta pembacaan per situs di internet dan mentransferkan gambar-gambar bawah laut ke server pusat. Proses ini bertujuan untuk menganalisis data komparatif demi memilih lokasi pengeboran terbaik.
Selain ketiga contoh di atas, implementasi IoT dalam industri migas juga dapat berupa digital twin for projects (replika digital aset fisik yang menyederhanakan analisis perubahan), digital twin for assets (replika digital aset fisik yang meningkatkan pemeliharaan), dan IoT refreshes pipeline asset management.
Model-model Internet of Things di atas juga dapat Anda temukan pada remote solutions dari Link Net. Bersama tenaga ahli profesional yang kompeten serta dukungan infrastruktur TI yang fleksibel, Link Net siap membantu perusahaan migas Anda untuk bertransformasi digital.