Pernahkah Anda mendengar atau mengalami sendiri kehilangan data privasi akibat adanya serangan siber? Jika pernah, kejadian tersebut menandakan bahwa cyber security yang dimiliki sebuah perangkat bersifat berhasil diserang oleh hacker atau virus tertentu.
Seluruh informasi yang terdapat pada internet memiliki kemungkinan dibobol oleh hacker yang kemudian digunakan untuk berbagai keperluan individu atau kelompok. Serangan ini tidak bisa dianggap sebagai masalah sepele saja terutama bila menyerang sebuah perusahaan yang menyimpan banyak data privasi.
Untuk itu, mari ketahui terlebih dahulu seperti apa sistem cyber security itu beserta manfaat, jenis, ancaman, hingga teknik yang digunakan. Simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!
Cyber security (keamanan siber) adalah sistem yang dilakukan untuk melindungi jaringan dan perangkat dari serangan siber seperti malware, phishing, dan denial of service.
Siber sendiri memiliki makna sebuah ruang yang di dalamnya terdapat komunitas saling terhubung melalui internet.
Jadi, pada dasarnya Anda menggunakan dunia siber untuk mengakses segala informasi yang ada di internet. Akan tetapi, tidak semua user menggunakannya dengan bijak yang berujung pada tindakan kejahatan siber.
Untuk itu, diperlukan sebuah sistem keamanan yang bisa menghadang tindakan tersebut. Cyber security penting untuk dipahami setiap individu karena tindak kejahatan digital bisa menyerang siapa saja mulai dari organisasi, perusahaan, hingga pemerintahan.
Selain menguatkan sistem keamanan komputer, diperlukan juga tenaga kerja yang mampu dan lihai dalam membuat infrastruktur keamanan, mencegah terjadinya serangan, hingga tahu cara menanggulangi masalah jika informasi sudah diretas. Tenaga kerja tersebut disebut Cyber Security Officer.
Dalam penerapannya, tentunya penggunaan cyber security berikan beberapa manfaat baik bagi individu atau organisasi. Berikut adalah beberapa manfaatnya:
Manfaat pertama yang dapat dirasakan oleh user adalah terlindunginya data privasi dari ancaman hacker. Keamanan siber biasanya sudah dilengkapi dengan sistem keamanan seperti enkripsi end-to-end, firewall, dan lain sebagainya.
Dengan sistem tersebut, data Anda bisa terjamin keamanannya dan apabila terjadi pencurian data, bisa segera diatasi dan dipulihkan.
Ketika sebuah perangkat mengalami kerusakan atau permasalahan, cyber security bisa bantu tangani kerusakan tersebut dengan cepat. Waktu pemulihan pun tidak perlu memakan waktu lama karena dilengkapi dengan sistem dan prosedur keamanan yang baik.
Dengan begitu, baik individu atau perusahaan tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memperbaikinya dan bisa melanjutkan aktivitas digital.
Selama menggunakan komputer atau perangkat, kemungkinan adanya serangan virus atau malware bisa terjadi kepada siapa saja. Serangan ini bisa merusak sistem komputer dan memungkinkan terjadinya tindakan kriminal digital.
Pada dasarnya, sebuah perangkat tidaklah memiliki virus. Namun, virus atau malware tersebut bisa saja ditanamkan oleh pihak luar atau berasal dari perangkat itu sendiri. Untuk itu, diperlukan sistem keamanan yang efektif untuk menghindari kemungkinan tersebut.
Berikut adalah beberapa jenis cyber security yang bisa digunakan pada sebuah perangkat:
Jenis yang pertama ini berfungsi untuk melindungi aplikasi dan software dari aktivitas mencurigakan. Aktivitas tersebut dapat berupa serangan yang bisa menyebabkan kerentanan atau membuka celah keamanan dalam sebuah sistem.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan performa application security, seperti autentikasi, enkripsi, otorisasi, logging, dan security testing berupa penetration testing.
Jenis network security memiliki peran untuk melindungi jaringan komputer dari serangan pihak luar dan menjaga keamanan data saat proses transfer dilakukan melalui server internet.
Ada beberapa sistem perangkat yang bisa digunakan menjaga keamanan jaringan menggunakan network security, yaitu endpoint security, NAC (Network Access Control), Virtual Private Network (VPN), dan masih banyak lagi.
Media penyimpanan data dan aplikasi dalam cloud perlu dijaga keamanannya menggunakan cloud security. Hal ini penting khususnya untuk provider cloud yang berfungsi melindungi data sensitif user.
Walaupun sebuah perangkat sudah dilengkapi dengan keamanan tingkat tinggi, ancaman terhadap cyber security pastilah tetap ada. Berikut adalah beberapa ancaman yang mungkin menyerang:
Mungkin Anda sudah tidak asing lagi mendengar istilah phishing. Tindakan kriminal digital ini memberikan email, pesan, atau link palsu dengan mengatasnamakan perusahaan atau organisasi tertentu.
Tujuannya tidak lain adalah untuk mengelabui user agar percaya dengan jebakan tersebut dan mereka bisa melancarkan aksi mengambil data privasi user. Jika Anda melakukan klik atau membuka tautan atau pesan dari domain yang mencurigakan, informasi pribadi seperti kata sandi, nomor e-KTP, hingga informasi kartu kredit bisa dengan mudah diretas.
Ancaman lainnya adalah adanya serangan malware (malicious software). Malware merupakan program yang dirancang untuk menyusup dalam sistem jaringan atau perangkat.
Ketika program ini berhasil melewati sistem keamanan jaringan, mereka bisa mengendalikan informasi tanpa diketahui oleh user. Untuk menyiasatinya, Anda bisa menanamkan aplikasi anti-virus untuk menghindari risiko serangan malware ini.
Jenis ancaman cyber security berupa DDoS attack dilakukan dengan mengirimkan sejumlah besar permintaan ke suatu server. Tujuannya adalah untuk membuat server tersebut tidak dapat diakses oleh user yang bersangkutan.
Untuk menghindari kemungkinan aktivitas mencurigakan dari pihak luar, ada beberapa teknik yang bisa digunakan pada sistem cyber security:
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, sistem keamanan enkripsi berfungsi untuk mengubah data asli menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca oleh pihak luar. Dengan kata lain, hanya user yang bersangkutanlah yang bisa membaca dan membuka informasi tersebut.
Anda bisa menggunakan algoritma enkripsi, seperti AES (Advanced Encryption Standard), RSA (Rivest-Shamir-Adleman) dan DES (Data Encryption Standard).
Sama seperti namanya, istilah keamanan sandboxing berawal dari pemahaman “sand box” yang berarti kotak pasir. Sandbox ini berfungsi untuk mengisolasikan sistem operasi dan aplikasi lain pada sistem perangkat dan membatasi akses program ke sumber daya yang ada.
Singkatnya, sistem keamanan ini melindungi adanya akses mencurigakan untuk mengambil dokumen, server, atau hardware.
Dengan menggunakan sistem ini, Anda bisa mengevaluasi sebuah aplikasi atau perangkat dan memastikan bahwa tidak ada kerusakan pada sistem atau ada indikasi penyebaran virus atau malware.
Teknik terakhir adalah menjaga celah keamanan sistem dari adanya kemungkinan serangan siber. Jika ada indikasi kerentanan dalam sistem keamanan perangkat, teknik patching bisa digunakan untuk menganalisis dan memperbaiki celah kerentanan tersebut.
Tiga teknik di atas bisa sebaiknya Anda lakukan untuk meningkatkan performa cyber security. Pastikan perangkat komputer atau gadget Anda memiliki tingkat keamanan siber yang efektif untuk menghindari adanya serangan siber oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Sudah yakin sistem perusahaan Anda aman dari serangan siber? Penetration test dari Link Net akan membantu Anda untuk menemukan celah keamanan yang mungkin terlewatkan dan memberikan rekomendasi untuk memperbaikinya sebelum serangan nyata terjadi.
Penulis: Lusita Amelia.