Setiap harinya manusia selalu berinteraksi dengan teknologi yang menggunakan konsep Internet of Things (IoT). Keseluruhan aktivitas seseorang saling terhubung satu sama lain melalui jaringan internet untuk memudahkan proses transfer data.
Sistem IoT ini banyak diterapkan pada bidang kehidupan manusia, khususnya bidang energi. Bidang energi di sini berarti seluruh sumber daya yang digunakan untuk menjadi tenaga pembangkit suatu mesin atau perangkat. Misalnya, udara, listrik, air, dan lain sebagainya.
Keseluruhan perangkat tersebut memakai konsep IoT agar pengguna lebih efisien dalam pemanfaatannya. Lalu, apa saja contoh dan manfaat penerapan IoT dalam bidang energi? Adakah tantangan yang mungkin menghampiri? Untuk menjawab seluruh pertanyaan tersebut, mari simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini!
IoT diterapkan dalam bidang energi untuk bentuk pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan suatu energi. Berikut adalah beberapa contoh penerapannya:
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana aliran listrik bekerja hingga seluruh rumah atau tempat mendapatkan bagian energi sesuai porsinya? Seluruh proses distribusi jaringan hingga pengaturan pemakaian listrik tersebut diatur oleh teknologi smart grid.
Teknologi ini merupakan gabungan antara teknologi komunikasi dan informasi yang dihubungkan dengan software untuk memiliki kendali atas sistem tenaga listrik. Dalam penerapannya, smart grid menggunakan teknologi sensor dan metering.
Sensor berfungsi untuk memantau penggunaan listrik. Misalnya, sebuah lampu memiliki sensor otomatis yang mendeteksi lingkungan sekitarnya melalui sensor gerak. Ketika seseorang lewat di depannya, lampu akan otomatis menyala dan tersambung dengan listrik dan begitu pula sebaliknya.
Sementara itu, metering digunakan untuk mengukur penggunaan energi secara real-time. Pemantauan ini ditujukan agar penggunaan listrik oleh pengguna bisa lebih bijak dan efektif serta mengidentifikasi pola penggunaan yang di luar batas.
Smart grid ini sangat cocok digunakan dalam sebuah perusahaan untuk bisa menghemat energi dan tentunya pengeluaran operasional. Dengan begitu, lonjakan biaya listrik yang berlebihan bisa diatasi dan dialihkan untuk pengeluaran lain.
Selain pada energi listrik, teknologi IoT juga ternyata diterapkan untuk sistem monitoring kualitas udara.
IoT digunakan untuk memantau kualitas udara, seperti kadar partikulat, konsentrasi gas, dan suhu. Pemantauan tersebut menggunakan sensor, gateway, server, dan cloud storage. Dengan sensor, kualitas energi suatu daerah dapat terdeteksi secara real-time sehingga dapat langsung diinformasikan mengenai keadaan terbaru.
Informasi dari hasil sensor tersebut kemudian akan diteruskan oleh sistem gateway yang sudah terhubung dengan jaringan internet. Nantinya, hasil akhir dari data sensor yang telah terkumpul tersebut akan dikirimkan ke server sebagai pusat data.
Data kualitas udara kemudian akan dianalisis dan disimpan pada cloud storage. Terakhir, user dapat mengetahui informasi seputar parameter udara melalui aplikasi atau situs yang sudah terintegrasi dengan jaringan internet.
Teknologi ini sangat cocok diterapkan pada perusahaan tempat produksi, seperti pabrik. Dengan pemantauan kualitas udara ini, perusahaan bisa mengetahui seberapa buruk polusi yang dihasilkan akibat efek produksi dan dapat mengatur penurunan tingkat emisi berbahaya bagi lingkungan. Dari hasil tersebut, perusahaan bisa memantau dan menurunkan risiko penyebaran polusi udara berlebih.
Apakah di rumah Anda menggunakan teknologi seperti voice assistant seperti Google Assistant atau Siri? Jika ya, berarti Anda sudah menerapkan penggunaan IoT dalam bidang energi yang disebut smart home.
Teknologi berbasis IoT ini digunakan untuk memantau pemakaian energi pada tingkat rumah tangga atau individu. Dengan kata lain, smart home lebih banyak digunakan di rumah, toko, atau gedung perkantoran.
Tujuan dari penerapan smart home ini adalah untuk mengidentifikasi, mengatur, dan memberikan solusi dalam penghematan energi. Terlebih penggunaan energi di perumahan yang juga paling banyak digunakan. Untuk itu, teknologi ini sangat tepat digunakan oleh perusahaan developer perumahan yang tawarkan fasilitas smart home bagi pemilik rumah.
Fasilitas ini bisa jadi nilai tambah tersendiri bagi perusahaan ataupun calon pembeli karena dapat turut andil dalam penghematan energi. Pemilik rumah bisa mengatur batas waktu pemakaian AC (air conditioner) pada jam tertentu. Jadi, ketika tiba waktu yang sudah diatur, AC akan mati secara otomatis.
Tentu teknologi smart home ini bisa membantu pengurangan pemakaian sumber energi yang tidak efisien dan sia-sia.
Otomasi sistem merupakan proses produksi dengan menggunakan tenaga mesin yang terintegrasi dengan sistem komputer. Otomasi mesin ini berfungsi untuk mengontrol cahaya, mengatur pendingin atau penghangat, dan ventilasi secara otomatis. Tidak menutup kemungkinan menggunakan AI dalam IoT untuk membuat sistem lebih efisien.
Pemantauan dan pengontrolan teknologi ini tergantung dengan kondisi lingkungan sehingga menyesuaikan kebutuhan dari sekitarnya. Dengan begitu, tidak ada energi yang terbuang sia-sia selama mesin dinyalakan.
Penggunaan sumber energi pada perusahaan juga perlu dipantau dengan menggunakan smart meter. Dengan teknologi ini, perusahaan bisa melakukan monitoring terkait penggunaan sumber energi pada kantor atau toko.
Smart meter juga cocok untuk digunakan pada apartemen atau gedung lainnya untuk mengefisienkan penggunaan listrik dan air. Dengan begitu, bagi para pemilik perusahaan ataupun individu, keduanya bisa mengetahui besaran kapasitas listrik dan air yang digunakan setiap harinya.
Teknologi smart meter ini berfungsi untuk mencatat informasi penggunaan energi listrik, besaran tegangan, dan arus listrik. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi dan memantau perilaku konsumsi apakah bijak atau boros.
Beberapa contoh teknologi IoT dalam bidang energi di atas tentunya memberikan beberapa manfaat baik bagi pengguna maupun lingkungan sekitar. Berikut adalah manfaat yang bisa dirasakan:
Jumlah dan batas pemakaian energi dapat diawasi secara langsung dengan tujuan untuk mengidentifikasi pola penggunaan. Dengan begitu, penggunaan energi yang tidak efisien dapat dicegah dan dialokasikan untuk sumber energi lainnya.
Sistem bisa diatur untuk mematikan atau menyalakan energi secara otomatis, menunjukkan adanya pemakaian di luar batas wajar, dan masih banyak lagi
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, teknologi IoT berperan besar dalam pendistribusian sumber energi agar lebih efektif.
Dengan sistem yang sudah terintegrasi dengan internet, seseorang bisa memonitor secara langsung daerah mana yang terlalu banyak mengonsumsi energi sehingga bisa langsung dievaluasi dan dicari solusinya. Jadi, kualitas energi pun bisa tetap terjaga dan merata penggunaannya.
Monitor kualitas energi juga bisa digunakan dalam IoT di smart city untuk meningkatkan kualitas hidup warga.
Walaupun listrik, angin, dan sinar matahari merupakan energi terbarukan, tetap diperlukan regulasi dan kebijakan dalam pemanfaatannya. Dengan adanya sistem IoT, pemerintah bersama instansi terkait dapat bekerja sama untuk mengambil keputusan dalam situasi darurat.
Misalnya, alat deteksi udara di suatu daerah menunjukkan bahwa kualitas udara di tempat tersebut dikategorikan berbahaya. Dari informasi tersebut, pemerintah bisa segera mengambil keputusan dan kebijakan mengenai langkah selanjutnya agar masyarakat terhindar dari risiko penyakit pernapasan.
Selain kebermanfaatannya, teknologi IoT di bidang energi juga menghadapi tantangan baik dari dalam sistem itu sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Simak beberapa implikasi dari penerapan IoT ini:
Teknologi IoT juga memiliki manajemen operasi yang dilaksanakan oleh sistem dan teknisi. Dalam penerapannya, manajemen operasi berfokus pada pengawasan dan pemeliharaan sumber energi agar tetap digunakan secara efektif.
Namun, seringkali muncul implikasi di mana terjadi kerusakan sistem dan human error yang memungkinkan adanya kesalahan dalam pengaturan.
Pada dasarnya IoT menghubungkan segala aktivitas manusia melalui jaringan internet. Akan tetapi, tidak semua daerah memiliki koneksi yang memadai disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor ekonomi, regulasi, dan sebagainya.
Untuk itu, implementasi IoT menjadi kurang efektif karena perlu mempertimbangkan bandwidth yang digunakan, biaya server, dan lain-lain. Koneksi yang kurang memadai tentu akan mengurangi efektivitas suatu mesin atau aplikasi.
Koneksi antar-perangkat melalui internet dapat menjadi sasaran empuk bagi seorang hacker untuk melakukan serangan siber. Dengan kata lain, risiko keamanan bisa terancam walau perangkat sudah dipersenjatai dengan sistem keamanan andal.
Untuk itu, diperlukan beberapa upaya preventif seperti backup data, pengelolaan cloud storage, dan lain sebagainya.
Demikianlah informasi mengenai berbagai contoh penerapan IoT dalam bidang energi beserta manfaat dan tantangan yang dihadapi. Untuk mendukung perkembangan sistem energi, sebagai pemilik perusahaan, Anda bisa menggunakan layanan ICT bagi industri energi dari Link Net. Layanan ini tawarkan optimasi pemantauan penggunaan energi jarak jauh dengan lebih efektif.
Penulis: Lusita Amelia.