Semakin berkembangnya dunia teknologi diiringi juga dengan meningkatnya ancaman serangan siber oleh pihak tidak bertanggung jawab. Bagaimana tidak? Beberapa waktu belakangan ini dunia maya banyak diramaikan dengan kasus serangan virus seperti ransomware.
Infeksi ransomware ini berfokus untuk mengambil data penting di perangkat Anda dan mengganti kunci enkripsi file tersebut. Untuk mendapatkan file tersebut kembali, Anda akan diminta sejumlah tebusan yang harus dibayarkan. Sungguh rugi, bukan?
Namun, Anda tidak perlu khawatir! Ada beberapa cara mengatasi ransomware dan memulihkan kembali file yang terkena virus tersebut agar tidak terinfeksi kembali. Penasaran bagaimana caranya? Simak informasinya di bawah ini!
Walaupun Anda dihadapkan pada file yang terkunci dan perangkat yang tidak bisa diakses akibat ransomware, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya seperti di bawah ini:
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan ketika perangkat terinfeksi ransomware adalah segera putuskan jaringan perangkat. Mengapa demikian? Hal ini bertujuan agar virus tidak menyebar ke bagian perangkat lainnya melalui jaringan komputer atau laptop.
Selain itu, jika Anda sedang memasang flashdisk atau harddisk pada perangkat, segera lepas media tersebut agar virus tidak menyerang data-data di dalamnya.
Cara berikutnya yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi infeksi virus tersebut adalah dengan membersihkan perangkat menggunakan antivirus. Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan beberapa aplikasi antivirus yang biasa digunakan pada komputer atau laptop. Walaupun terlihat sepele, cara ini terbilang cukup efektif untuk mengatasi ransomware.
Namun, perlu diingat bahwa cara ini tidak akan mengembalikan file Anda yang hilang. Cara ini dilakukan untuk mencegah virus ransomware menyerang kembali sewaktu-waktu.
Selain itu, pastikan Anda mengunduh aplikasi antivirus dari situs asli dan legal. Pasalnya, jika Anda mengunduhnya dari aplikasi pihak ketiga atau crack, kemungkinan besar ransomware menyerang akan sangat tinggi. Tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi, bukan?
Data yang sudah dienkripsi oleh para hacker bisa Anda buka kembali menggunakan aplikasi ransomware decryptor. Aplikasi ini menawarkan fitur untuk mengurai kunci enkripsi sehingga Anda bisa mengakses kembali data di dalamnya.
Namun, perlu dipahami bahwa ransomware memiliki jenis yang berbeda-beda dan harus dibuka menggunakan aplikasi yang berbeda pula. Dengan kata lain, Anda perlu paham terlebih dahulu jenis ransomware yang menyerang perangkat Anda seperti screen lockers, encryption ransomware, dan masih banyak lagi.
Untuk mengetahui jenis ransomware dan decryptor apa yang tepat untuk digunakan, Anda dapat mengeceknya melalui situs internet.
Ancaman serangan ransomware mungkin saja akan terus mengintai walau perangkat Anda sudah pernah terinfeksi sebelumnya. Untuk itu, berikut ada beberapa tips agar perangkat tidak terkena ransomware lagi di kemudian hari:
Salah satu tips yang bisa tingkatkan pertahanan perangkat Anda adalah dengan melakukan penetration testing (pentest). Apa itu penetration testing? Pentest merupakan uji coba sistem perangkat dengan memposisikan diri sebagai penyerang (hacker) untuk melihat seberapa andal sistem keamanan perangkat.
Tujuan utama dari pengujian sistem ini adalah untuk memantau celah yang bisa digunakan oleh hacker dan mengambil kebijakan tepat untuk mengatasinya. Dengan kata lain, user bisa menggunakan sistem proteksi yang lebih kuat untuk melindungi perangkat dari kemungkinan serangan siber.
Pentest ini akan sangat bermanfaat khususnya dalam dunia bisnis. Hal ini lantaran kemungkinan kehilangan data penting perusahaan dan customer/klien bisa diminimalisasi. Selain itu, tentunya mencegah adanya serangan malware seperti ransomware yang akan merusak keseluruhan sistem. Kerusakan sistem tentu akan merepotkan dan mengeluarkan biaya lebih banyak lagi untuk proses perbaikan dan pemulihannya.
Maka dari itu, sangat disarankan untuk melakukan penetration testing secara berkala yang umumnya dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan sekali.
Virus akan mudah menyerang pada perangkat yang jarang di-update ke versi terbaru. Hal ini disebabkan karena perangkat tidak dilengkapi dengan sistem keamanan terbaru dari developer sehingga memungkinkan virus lebih mudah mencari celah keamanannya.
Setelah Anda telah berhasil mengatasi ransomware menggunakan cara-cara di atas, periksa sistem operasi dan software komputer atau laptop Anda. Lalu, perbarui sistem tersebut ke versi terbaru.
Data-data yang terinfeksi ransomware tentu bisa Anda dapatkan kembali selama memiliki cadangannya. Untuk itu, penting untuk memiliki redundansi data berupa back-up (pencadangan) data secara teratur dan menyimpannya di media yang terpisah.
Jadi, ketika suatu saat perangkat harus terinfeksi virus, Anda tidak takut lagi kehilangan data-data penting di dalamnya karena data bisa dipulihkan sewaktu-waktu dari media penyimpanan. Tips ini cukup mudah dilakukan sehingga Anda tidak harus membayar tebusan kepada hacker.
Pernahkah Anda mendapat email atau pesan dari seseorang yang mengatasnamakan lembaga tertentu dan mengarahkan untuk membuka link yang dikirimkan? Jika pernah, jangan sekali-kali mengeklik link tersebut.
Fenomena ini disebut dengan phishing di mana virus ransomware seringkali ditanamkan melalui link atau situs yang dikirimkan. Jadi, pastikan Anda memeriksa dahulu alamat situs tersebut apakah mencurigakan atau tidak. Teliti kembali juga pengirim pesan atau email dan sesuaikan dengan situs resmi lembaga tersebut agar tidak mudah terkecoh.
Setelah memahami pembahasan di atas, kini Anda sudah lebih tahu tentang cara mengatasi ransomware dan langkah-langkah efektif untuk mencegahnya menyerang kembali. Jangan lupa untuk rutin melakukan backup data, perbarui software, dan juga penetration testing. Gunakan layanan pihak ketiga seperti Link Net untuk penetration testing di perangkat Anda. Dengan begitu, perangkat akan lebih terlindungi dari ransomware dan serangan siber lainnya.
Penulis: Lusita Amelia.