High-throughput satellite atau HTS adalah satelit komunikasi yang menyediakan transfer data lebih tinggi daripada satelit komunikasi klasik fixed-satellite service (FSS). Dengan jumlah spektrum orbital yang sama, kapasitas transfer satelit ini bisa dua hingga 100 kali lipat kapasitas FSS. Hal inilah yang membuat HTS menawarkan biaya per bit jauh lebih murah. Bagaimana bisa? Simak cara kerja satelit komunikasi HTS dalam kelanjutan artikel ini.
Satelit komunikasi HTS bekerja dengan cara memanfaatkan penggunaan kembali frekuensi tingkat tinggi (high-level frequency re-use) dan teknologi sinar titik (spot beam), alih-alih sinar tunggal seperti yang dimanfaatkan FSS. Metode ini memungkinkan satelit HTS menggunakan kembali pita frekuensi yang sama pada rentang yang sempit.
Adapun cakupan rentang sempit spot beam tersebut hanyalah ratusan kilometer wilayah geografis Bumi saja. Meski begitu, masing-masing sinar titik itu akan memancarkan sinyal terpisah dan secara keseluruhan menawarkan efisiensi spektral yang jauh lebih baik. Pada akhirnya, satelit komunikasi satu ini dapat mentransfer data dalam kecepatan yang lebih tinggi daripada FSS.
Dulunya, satelit HTS menggunakan orbit geosinkron yang sama dengan satelit-satelit pesawat televisi, yakni pada ketinggian 35.786 km di atas permukaan Bumi. Akan tetapi, hal itu malah menimbulkan penundaan gerak sinyal satelit sampai 550 ms dan merugikan banyak aplikasi konektivitas digital, seperti perdagangan saham otomatis, game online, hingga konferensi video.
Untuk mengatasi isu tersebut, satelit HTS kemudian digeser ke orbit Bumi menengah (MEO) dan orbit Bumi rendah (LEO) yang hanya berada pada ketinggian 2.000 km dan bisa serendah ketinggian 600 km. Perubahan ini berhasil menurunkan penundaan gerak sinyal satelit ke angka 40 ms juga biaya stasiun Bumi dan satelit. Alhasil, konektivitas lebih cepat dan beban ongkos operasional lebih rendah.
Memperlancar komunikasi dengan biaya yang lebih murah adalah keuntungan pertama dari satelit HTS. Seperti yang telah diuraikan di atas, hal ini memungkinkan lantaran teknologi spot beam yang dimiliki satelit komunikasi ini. Perusahaan atau konsumen pun dapat menghemat biaya operasional untuk kebutuhan konektivitas.
Yang kedua, satelit HTS juga dapat menjangkau wilayah terpencil dengan lebih baik. Sebab, teknologi spot beam yang tersebar di banyak titik di MEO dan LEO dapat menjangkau seluruh area Bumi. Alhasil, industri-industri daerah terpencil dan minim infrastruktur terestrial (seperti minyak dan gas juga maritim) juga industri dengan kantor cabang yang tersebar di penjuru negeri (seperti jaringan rumah sakit, perbankan, dan ritel) dapat berkorespondensi dengan lebih baik.
Manfaat ketiga dari satelit HTS adalah menawarkan frekuensi yang lebih tinggi. Dikutip dari laman Via Satellite, ketersediaan operasional satelit berada di angka 99,9% yang mana lebih tinggi daripada jaringan seluler atau nirkabel yang berada di angka 96%. Ini berarti bahwa konsumen dapat mengunduh serta mengakses konten-konten berukuran besar (seperti video) yang terhubung ke backbone satelit dengan lebih cepat dan mulus.
Manfaat berikutnya ialah merestrukturisasi pekerja di kantor cabang. Berhubung komunikasi antara kantor pusat dan cabang sudah makin lancar, perusahaan pengguna satelit HTS dapat menata ulang kebutuhan pekerja atau tenaga ahli teknologi informasi di setiap kantor cabang. Dengan begitu, perusahaan bisa memangkas biaya karyawan tanpa mengurangi aktivitas pemeliharaan, pembaruan, juga pemantauan jaringan.
Demikianlah ulasan mengenai cara kerja satelit komunikasi HTS serta beberapa manfaatnya. Sebagai perusahaan provider VSAT HTS, Link Net menyediakan layanan satelit komunikasi HTS yang dapat menjangkau penjuru nusantara. Layanan internet satelit HTS kami dapat melaju dengan kecepatan hingga 75 Mbps hingga daerah terpencil di seluruh Indonesia.
Dengan jumlah 56 spot beam yang tersebar di beberapa pulau dan daratan, satelit HTS kami siap membantu perusahaan Anda terkoneksi dengan lebih cepat dan mulus.